Tuesday, August 9, 2016

SEKOLAH SEHARI PENUH, MERAMPAS INTERAKSI ANAK-ORANG TUA

Anak-anak lebih baik sehari penuh disekolah, orang tua mereka sibuk, tidak ada waktu untuk mereka. Jadi lebih baik anak-anak disibukkan disekolah, mereka baru pulang ketika orang tua pulang kerja. Itu adalah gagasan Mendikbud soal pendidikan. Saya jadi berpikir, ini Mentri Pendidikan atau Menteri Perindustrian?

Gambaran tentang orang tua yang sangat sibuk adalah gambaran dikota besar dengan segala kemacetannya, didaerah orang hidup lebih santai. Apalagi dipedesaan, petani tidak bekerja sampai malam. Sepertinya menteri ini lupa bahwa 70% lebih masyarakat kita tinggal didesa.
Tapi terlepas dari soal itu, pendidikan seharusnya memperbanyak interaksi antara anak dan oang tua, bukan menghilangkannya. Hanya karena kita menyekolahkan anak, tidak berarti tanggung jawab mendidik anak gugur. Kalau orang tua sibuk, mereka harus didorong untuk menyisihkan waktu, bukan malah membiarkan mereka jauh dari anak-anak.

Rasanya tidak perlu lagi saya jabarkan argumen soal pentingnya interaksi dengan anak. Kalau masih ada yang meragukan hal itu, sebaiknya mereka punya anak dari tabung saja, pakai mesing-mesin pembiakan. Anak dikandung oleh ibunya, dalam perlindungan ayahnya, kemudian diasuh oleh keduanya, bersama anggota keluarga yang lain. Itu sistem yang alami.

Bagi saya, anak harus tumbuh dalam interaksi yang dekat dengan orang tua. Makanya saya mengkampanyekan konsep orang tua adalah guru bagi anak-anak mereka. Meski sibuk dengan urusan pekerjaan, harusnya orang tua menyisihkan waktu untuk mendampingi anak-anak belajar. Baik saat pulang kerja ataupun akhir pekan. Pada saat pulang, anak-anak sudah cukup istirahat, siap berinteraksi dengan orang tuanya. Bayangkan kalau gagasan menteri tadi dilaksanakan, orang tua pulang kerumah, anak-anak lelah, langsung tidur. Kapan berinteraksi dengan keluarga mereka?

Bagi saya pendidikan bukan sekedar soal berapa lama anak disekolah, tapi soal bagaimana sekolah membentuk karakter mereka. Sekolah kita bagi saya sudah sampai pada level yang sangat mengerikan. Sekolah sudah jadi gudang pelajaran, dengan materi pelajaran bertumpuk tinggi, menyita ruang interaksi dan kebebasan anak. Sekolah yang itupun masih akan ditambah lagi dengan berbagai jenis les dan pelajaran agama, seperti gagasan pak Menteri. Ini sekolah atau pabrik?

Kita lihat saja mau dibawa kemana pendidikan Negara kita ini, kita hanya rakyat kecil yang bisanya hanya menuruti kemauan yang berkuasa tanpa bisa menolaknya. Semoga saja pendidikan kita akan menjadi pendidikan yang lebih baik dari masa sekarang. Demikian argumen yang saya keluarkan dengan adanya kebijakan dari Mendikbud yang baru ini. Anda memihak dan setuju kepada siapa, kepada saya atau kepada Mendikbud ini? Tulis jawaban anda dikomentar beserta dengan alasannya.

visit : airlanggaperbangsa21.blogspot.com

No comments:

Post a Comment